Menutup etape ketiga atau hari terakhir Rally de Blogger Postweg, wikimuwan dan wikimuwati habis-habisan ‘belanja-belenji’ oleh-oleh khas Semarang.
Lunpia masuk peringkat pertama perburuan. Spring rolls dengan kulit crispy khas ini [biar model basah ataupun digoreng sama asyiknya] punya isi rebung, orak-arik telur plus ayam dan udang. Disantap bersama acar mentimun, cabe rawit ‘hejo’ [hijau], daun bawang plus cocolan sambalnya. Paling paten made-in gang Lombok.
Sa [ng] king kondangnya cemilan satu ini, konon persaingan para pembuat lunpia – atau sering salah lafal jadi ‘lumpia’ – begitu ketat. Sampai-sampai mereka merahasiakan resep masing-masing. Agar keenakannya tetap terjaga, geto!
Dan lucunya, sampai terjadi ‘merger’ resep. Ini gara-gara sepasang remaja di gang Lombok jatuh cinta. Padahal mereka berasal dari keluarga pebisnis lunpia yang saling berseteru.
Tapi, akhirnya, cerita berakhir eng … ing … eng … happy end. Dan resep rahasia si lunpia pun saling dibuka dan direformulasi oleh pasangan pengantin baru itu. Hasilnya … ya seperti yang hari ini kami nikmati beramai-ramai. Nyamleng tenan!
(c) ukirsari
Apakah ‘hikayat’ si lunpia ini benar-benar ada? Wah, bisa jadi. Yang jelas, jangan lupa mampir Gang Lombok kalau mau sangu oleh-oleh lunpia khas Semarang.